VIRTUAL MADING #PART01
MM 2B - BIOGRAFI TOKOH
IBNU SINA ILMUWAN MUSLIM
Ibnu Sina dilahirkan dalam masa kekacauan dan kemunduran Daulat Bani Abbasiyah di mana daerah-daerah yang pada awalnya berada di bawah kekuasaan Khalifah Abbasiyah, mulai melepaskan diri satu persatu untuk berdiri sendiri, sementara kota Bagdad sendiri sebagai pusat pemerintahan Khalifah Abbasiyah telah dikuasai oleh Golongan Bani Buwaihi pada tahun 334 H. yang kekuasaannya berlangsung sampai tahun 447 H. Demikian pula daerah Daulat Samani di Bukhara telah berdiri sendiri dan salah satu khalifahnya adalah Nuh b. Mansur, yang pada masanya inilah, di suatu tempat di daerah Bukhara yang bernama Afsyana, lahir dan tumbuh seorang bayi yang bernama Ibnu Sina (370 H/980 M) (Hanafi, 1976:168).
Nama lengkap Ibnu Sina ialah Al-Shaykh al-Ra’îs Abû Alî al- Husayn bin ‘Abd Allâh bin Sinâ (Avicenna). Ia dilahirkan dari keluarga yang bermazhab Syi’ah. Di Bukhara, pada usianya yang sangat muda, 10 tahun ia telah menghafal Alquran dan belajar filsafat, ilmu-ilmu agama Islam, astronomi, matematika, fisika, metafisika, dan logika. Ia belajar ilmu kedokteran pada seorang Masehi yang bernama Isâ bin Yahyâ (Daudy, 1992:66). Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi seorang dokter dan mampu memecahkan masalah pengobatan dengan melalui metode eksperimen yang dilakukannya, termasuk mengobati Sultan Bukhara Nûh bin Mansûr dan berhasil sembuh sehingga ia diberi kesempatan membaca buku-buku yang ribuan banyaknya dalam perpustakaan sultan. Dengan daya ingat yang dimilikinya ia dapat menguasai sebagian besar isi buku-buku tersebut walaupun usianya ketika itu baru 18 tahun (Ali, 1991:58).
Pada usianya yang 22 tahun, ayahnya wafat. Ibnu Sina meninggalkan Bukhara menuju Jurjan, kemudian ke Khawarizm, akibat kekacauan politik ia berpindah dari suatu daerah ke daerah lainnya akhirnya sampai ke Hamazan. Oleh Syamsuddaulah, penguasa daerah ini, ia diangkat menjadi menteri beberapa kali, dan akhirnya ia pindah ke Isfahan dan mendapatkan sambutan yang istimewa dari penguasa daerah ini (Hanafi, 1976:169).
Hidup Ibnu Sina penuh dengan kesibukan bekerja dan mengarang, penuh pula dengan kesenangan dan kepahitan, dan mungkin saja keadaan inilah yang mempengaruhi kesehatannya sehingga ia terserang penyakit dingin (cooling) yang tidak bisa disembuhkan lagi, dan akhirnya beliau wafat di Hamazan pada tahun 428 H./1037 M. dalam usia lima puluh delapan tahun (Al-Irâqî, 1969:37).
KARYA-KARYANYA
Untuk mendapatkan rincian secara pasti mengenai jumlah karya Ibnu Sina. Maka sangat besar jasa Fater dari Dominican Kairo yang telah menyelidiki dan menghimpun seluruh karya ibnu Sina dalam Essai de Bibliografi Avicenna. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa ada sekitar 276 karya Ibnu Sina. Ansari yang dalam (Dasuki, 1993:37) membagi karya Ibnu Sina ke dalam 15 bidang ilmu, yaitu filsafat umum, logika, sastra, syair, ilmu-ilmu alam, psikologi, kedokteran, kimia, matematika, metafisika, tafsir Al-Quran, tasawuf, akhlak, rumah tangga, politik, dan nubuwah, surat-surat pribadi, dan serba ragam.
Di antara karya-karyanya yang paling terkenal adalah:
Al-Shifa’, yaitu buku filsafat yang terpenting dan terbesar dari Ibnu Sina, terdiri dari empat bagian yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika. Buku ini tersebar di berbagai perpustakaan barat dan timur, Bagian Ketuhanan dan fisika pernah dicetak dengan cetakan batu di Teheran. Pada tahun 1956, Lembaga Keilmuan Cekoslovakia di Praha menerbitkan pasal enam dari bagian fisika yang husus mengenai ilmu jiwa, bagian logika diterbitkan di Cairo pada tahun 1954 dengan nama “al-Burhân” di bawah asuhan Dr. Abdurrahman Badawi.
Al-Najât; yaitu ringkasan dari buku Al-Shifâ’. Buku ini pernah
diterbitkan bersama Al-Qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M. di Roma dan 1331 M. di Mesir.
Al-Ishârat wa al-Tanbihât; yaitu buku terbaik yang pernah
diterbitkan di Leiden pada tahun 1892 M.dan diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis, diterbitkan di Kairo pada tahun 1947 di bawah asuhan Dr. Sulaiman Dunia.
Al-Hikmat al-Mashriqiyyah; buku ini ada yang mengatakan
berisi tasawuf, tetapi menurut Carles Nallino, berisi filsafat Timur sebagai imbangan dari filsafat Barat.
Al-Qânûn atau Canon of Medicine; buku ini pernah menjadi buku standar untuk universitas-universitas di Eropa sampai akhir abad XVII M. Buku ini pernah diterbitkan di Roma 1593 M., di India 1323 M., dan buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin (Hanafi, 1976:170-171)
Al-Sâdiyyah, yaitu buku tentang ilmu kedokteran.
Al-Muwsiqah, yaitu buku tentang musik.
Al-Mantiq, yaitu buku tentang ilmu mantik.
Kamûs al-‘Arabî, terdiri atas 5 jilid.
Danis Nameh, yaitu buku tentang filsafat.
Uyûm al-H◻ikmah, yaitu buku tentang filsafat yang terdiri atas 10 jilid.
Mujiz al-Kabîr wa al-S◻aghîr, yaitu buku tentang dasar-dasar ilmu logika secara lengkap.
Al-Insâf, yaitu buku tentang keadilan sejati.
Al-Hudûd, yaitu buku yang mrngandung istilah-istilah dan pengertian-pengertian dalam ilmu filsafat.
Al-Najâh, yaitu buku tentang kebahagiaan jiwa (Dasuki, 1993:38- 39).
MM 2B - BIOGRAFI TOKOH
IBNU SINA ILMUWAN MUSLIM
Ibnu Sina dilahirkan dalam masa kekacauan dan kemunduran Daulat Bani Abbasiyah di mana daerah-daerah yang pada awalnya berada di bawah kekuasaan Khalifah Abbasiyah, mulai melepaskan diri satu persatu untuk berdiri sendiri, sementara kota Bagdad sendiri sebagai pusat pemerintahan Khalifah Abbasiyah telah dikuasai oleh Golongan Bani Buwaihi pada tahun 334 H. yang kekuasaannya berlangsung sampai tahun 447 H. Demikian pula daerah Daulat Samani di Bukhara telah berdiri sendiri dan salah satu khalifahnya adalah Nuh b. Mansur, yang pada masanya inilah, di suatu tempat di daerah Bukhara yang bernama Afsyana, lahir dan tumbuh seorang bayi yang bernama Ibnu Sina (370 H/980 M) (Hanafi, 1976:168).
Nama lengkap Ibnu Sina ialah Al-Shaykh al-Ra’îs Abû Alî al- Husayn bin ‘Abd Allâh bin Sinâ (Avicenna). Ia dilahirkan dari keluarga yang bermazhab Syi’ah. Di Bukhara, pada usianya yang sangat muda, 10 tahun ia telah menghafal Alquran dan belajar filsafat, ilmu-ilmu agama Islam, astronomi, matematika, fisika, metafisika, dan logika. Ia belajar ilmu kedokteran pada seorang Masehi yang bernama Isâ bin Yahyâ (Daudy, 1992:66). Pada usia 16 tahun, ia telah menjadi seorang dokter dan mampu memecahkan masalah pengobatan dengan melalui metode eksperimen yang dilakukannya, termasuk mengobati Sultan Bukhara Nûh bin Mansûr dan berhasil sembuh sehingga ia diberi kesempatan membaca buku-buku yang ribuan banyaknya dalam perpustakaan sultan. Dengan daya ingat yang dimilikinya ia dapat menguasai sebagian besar isi buku-buku tersebut walaupun usianya ketika itu baru 18 tahun (Ali, 1991:58).
Pada usianya yang 22 tahun, ayahnya wafat. Ibnu Sina meninggalkan Bukhara menuju Jurjan, kemudian ke Khawarizm, akibat kekacauan politik ia berpindah dari suatu daerah ke daerah lainnya akhirnya sampai ke Hamazan. Oleh Syamsuddaulah, penguasa daerah ini, ia diangkat menjadi menteri beberapa kali, dan akhirnya ia pindah ke Isfahan dan mendapatkan sambutan yang istimewa dari penguasa daerah ini (Hanafi, 1976:169).
Hidup Ibnu Sina penuh dengan kesibukan bekerja dan mengarang, penuh pula dengan kesenangan dan kepahitan, dan mungkin saja keadaan inilah yang mempengaruhi kesehatannya sehingga ia terserang penyakit dingin (cooling) yang tidak bisa disembuhkan lagi, dan akhirnya beliau wafat di Hamazan pada tahun 428 H./1037 M. dalam usia lima puluh delapan tahun (Al-Irâqî, 1969:37).
KARYA-KARYANYA
Untuk mendapatkan rincian secara pasti mengenai jumlah karya Ibnu Sina. Maka sangat besar jasa Fater dari Dominican Kairo yang telah menyelidiki dan menghimpun seluruh karya ibnu Sina dalam Essai de Bibliografi Avicenna. Dalam buku tersebut disebutkan bahwa ada sekitar 276 karya Ibnu Sina. Ansari yang dalam (Dasuki, 1993:37) membagi karya Ibnu Sina ke dalam 15 bidang ilmu, yaitu filsafat umum, logika, sastra, syair, ilmu-ilmu alam, psikologi, kedokteran, kimia, matematika, metafisika, tafsir Al-Quran, tasawuf, akhlak, rumah tangga, politik, dan nubuwah, surat-surat pribadi, dan serba ragam.
Di antara karya-karyanya yang paling terkenal adalah:
Al-Shifa’, yaitu buku filsafat yang terpenting dan terbesar dari Ibnu Sina, terdiri dari empat bagian yaitu logika, fisika, matematika, dan metafisika. Buku ini tersebar di berbagai perpustakaan barat dan timur, Bagian Ketuhanan dan fisika pernah dicetak dengan cetakan batu di Teheran. Pada tahun 1956, Lembaga Keilmuan Cekoslovakia di Praha menerbitkan pasal enam dari bagian fisika yang husus mengenai ilmu jiwa, bagian logika diterbitkan di Cairo pada tahun 1954 dengan nama “al-Burhân” di bawah asuhan Dr. Abdurrahman Badawi.
Al-Najât; yaitu ringkasan dari buku Al-Shifâ’. Buku ini pernah
diterbitkan bersama Al-Qanun dalam ilmu kedokteran pada tahun 1593 M. di Roma dan 1331 M. di Mesir.
Al-Ishârat wa al-Tanbihât; yaitu buku terbaik yang pernah
diterbitkan di Leiden pada tahun 1892 M.dan diterjemahkan ke dalam bahasa Prancis, diterbitkan di Kairo pada tahun 1947 di bawah asuhan Dr. Sulaiman Dunia.
Al-Hikmat al-Mashriqiyyah; buku ini ada yang mengatakan
berisi tasawuf, tetapi menurut Carles Nallino, berisi filsafat Timur sebagai imbangan dari filsafat Barat.
Al-Qânûn atau Canon of Medicine; buku ini pernah menjadi buku standar untuk universitas-universitas di Eropa sampai akhir abad XVII M. Buku ini pernah diterbitkan di Roma 1593 M., di India 1323 M., dan buku ini pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Latin (Hanafi, 1976:170-171)
Al-Sâdiyyah, yaitu buku tentang ilmu kedokteran.
Al-Muwsiqah, yaitu buku tentang musik.
Al-Mantiq, yaitu buku tentang ilmu mantik.
Kamûs al-‘Arabî, terdiri atas 5 jilid.
Danis Nameh, yaitu buku tentang filsafat.
Uyûm al-H◻ikmah, yaitu buku tentang filsafat yang terdiri atas 10 jilid.
Mujiz al-Kabîr wa al-S◻aghîr, yaitu buku tentang dasar-dasar ilmu logika secara lengkap.
Al-Insâf, yaitu buku tentang keadilan sejati.
Al-Hudûd, yaitu buku yang mrngandung istilah-istilah dan pengertian-pengertian dalam ilmu filsafat.
Al-Najâh, yaitu buku tentang kebahagiaan jiwa (Dasuki, 1993:38- 39).
Komentar
Posting Komentar